Senin, Juni 9, 2025
Senin, 9 Juni 2025
BerandaBreaking NewsBeginilah Perjuangan Warga Rusunawa demi Air Bersih

Beginilah Perjuangan Warga Rusunawa demi Air Bersih

Sidoarjo — Puluhan galon berisi air nampak berderet di lantai paling bawah salah satu blok di Rusunawa Ngelom, Kecamatan Taman Sidoarjo, pada Senin, 25 November 2024, siang.

Galon-galon yang telah ditandai dengan nama pemiliknya itu kemudian diambil warga dan dibawa ke tempat tinggal mereka masing-masing. Ada yang mengangkatnya dengan cara naik turun tangga, ada juga yang mengunakan kerekan.

Rupanya air dalam galon tersebut merupakan air bersih yang dibeli warga penghuni Rusunawa Ngelom untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Hal itu dilakukan usai layanan air bersih di Rusunawa Ngelom dihentikan PDAM.

Warga blok E Rusunawa Ngelom, Yogi menyampaikan bahwa aliran air PDAM ke Rusunawa Ngelom diputus karena menunggak pembayaran. Dampaknya seluruh warga mulai blok A sampai blok E kesulitan air bersih.

“Benar mas, sudah 10 hari begini. Kalau satu dua hari kita bisa toleransi, tapi kalau seperti ini kita sudah lelah, sangat-sangat lelah. Karena mungkin pas kita capek pulang kerja, capek dijalan, capek kerjaan masih harus mengambil air dengan segitunya,“ungkapnya.

“Anak saja mau berangkat sekolah air gak ada sehingga cuma cuci muka mengunakan segelas air minum, terus berangkat. Jadi luar biasa keadaan ini,” kata Yogi.

Dirinya berharap permasalahan yang terjadi bisa cepat diselesaikan, begitu juga dengan warga Rusunawa Ngelom bisa menjadi lebih baik, dalam arti lebih mengerti akan tanggung jawabnya masing-masing.

”Kalau memang ada tanggungan, kalau tidak bisa membayar semuanya, bisa sesuai kesepakatan yang diambil kemarin sebesar 400 ribu biar PDAM kembali menyalakan air. Dan untuk kekurangan tunggakan bisa dipikir selanjutnya,“ harap Yogi.

Sementara itu uztad Imam Syafi’i mengaku bahwa dampak tidak adanya air bersih dirinya sampai meliburkan anak-anak yang belajar di TPQ-nya. ”Terpaksa saya liburkan dulu mas, sudah seminggu ini karena di Mushola juga gak ada airnya,“ ucap pria yang juga Ketua paguyuban Rusunawa Ngelom ini.

Menurut dia, pemutusan air oleh PDAM itu karena pihak Dinas Perkim yang mengelola Rusunawa Ngelom memliki tunggakan pembayaran. “Itukan diputusnya hari Jumat, terus hari minggunya air di tandon baru habis. ketika habis itu pihak pengelola sendiri gak mau tau bagaimana solusinya,” bebernya.

”Hari selasa-nya koordinator Perkim bersama beberapa orang pengelola lain baru datang dan warga pun berkumpul. Kita rekap semua, kita main data. Ternyata dari data pengelola di warga itu menunggaknya itu ada 236 juta, itu untuk air dan listrik kalau gak salah. Dari situ disepakati bagi warga yang nunggaknya diatas 1 juta, bayar 400 ribu dulu dengan harapan besoknya air bisa mengalir kembali mengingat air merupakan kebutuhan pokok yang utama,” jelas uztad Imam.

”Masalahnya inikan dampaknya, kenapa orang- orang yang aktif membayar, rajin membayar juga kena dampak dengan adanya pemutusan tersebut, padahal meteran airnya itu sudah sendiri- sendiri. Meskipun memang kami selama ini bayar airnya secara tranfer ke pengelola bukan ke PDAM,” tandasnya. @red

spot_img
spot_img
spot_img