SIDOARJO – Kasus tindakan asusila yang dialami keluarga Siti Rochima yang berdomisili di Pagerwojo Sidoarjo menjadi perhatian khusus publik khususnya warga sekitarnya. Bukan sekedar rasa malu tapi juga menyisakan perih dan duka mendalam bagi korban beserta keluarganya.
Saat awak media berkunjung di kediaman Siti Rochima, nampak suasana haru menyelimuti. Dengan derai air mata sang ibu menceritakan seakan deritanya tak berhenti sampai di sini. Kabar penangkapan pengasuh Ponpes Al Mahdiy yang bernama Hidayatullah Fuad Basy’ban bukan akhir dari cerita pilunya.
Disampaikan oleh Rochima adanya teror telepon yang masuk berkali kali, bahkan dengan datangnya istri terduga pelaku yang bernama Siti Romlah dan tidak mengenal waktu.
“Awalnya umi (Siti Romlah) datang saya terima baik, tujuan umi ke kos saya meminta agar saya mencabut tuntutan. Dan saat saya jawab bahwa saya ga bisa mencabut tuntutan tersebut, umi mulai agak emosi bahkan mengeluarkan ucapan yang gak pantas.” jelas Rochima sambil menangis saat bercerita kepada awak media pada hari Selasa (25/06/2024) sekira pukul 21.28 Wib.
“Saat saya menolak beliau justru menghujat prilaku anak saya yang dinilai negatif, hal itu membuat saya langsung shock dan serasa ga sanggup lagi berpikir sehat.” imbuhnya.
Berita sebelumnya : https://halojatim.co.id/2024/06/25/polemik-dugaan-asusila-terhadap-santriwati-di-sidoarjo-sang-kiai-akhirnya-diamankan-polisi/
Diutarakan juga bahwa tidak berhenti disitu saja, bahkan pada pukul sekira 2.30 Wib Siti Romlah datang kembali dengan gedor gedor pintu namun tidak digubris oleh Rochima. Karena rasa takut akhirnya Ibu korban mencoba mencari bantuan ke warga via WhatsApp hingga pukul 06.00 pagi datanglah ketua RT 20 Budi Setiyawan.
Hal itu dibenarkan oleh Budi. Mendengar hal itu, Kepada media dirinya menjelaskan langsung mendatangi kediamannya keluarga korban.
“Pagi hari Saya datang ke kos bu Rochima bersama warga. Disitu saya melihat istri pemilik pondok duduk didepan pintu, bahkan saat mengetahui saya datang dan berusaha menegur halus justru beliau memvidiokan dengan HP nya. Gak lama kemudian dia langsung pergi.” ucap Budi kepada awak media.
Sementara itu, Menurut Bramada Pratama Putra S.H., M.H, selaku kuasa hukum korban menyebut, intervensinya berupa kalimat yang diucapkan keluarga terduga pelaku.
“Jadi korban didatangi di tempat tinggalnya, kemudian dijelek-jelekkan dan dituduh macam-macam, yang mana dari kalimatnya tersebut tidak sepatutnya diucapkan,“ kata Bramasda, Rabu 26 Juni 2024 pagi tadi.
Kepada media Bramasda menegaskan, atas kejadian tersebut korban dan keluarganya menjadi depresi dan ketakutan, karenanya akan saya laporkan sekaligus meminta perlindungan untuk korban ke LPSK.
Dari pantauan awak media dilapangan, akibat kejadian tersebut, warga kompak bergantian menjaga keluarga korban, hal tersebut juga sebagai bentuk rasa empati warga Pagerwojo kepada keluarga korban asusila dari pengasuh pondok pesantren Al Mahdiy.
Sebagaimana diketahui bersama, dalam kasus asusila yang telah di laporkan 6 bulan lalu ini, polisi telah menetapkan pengasuh Ponpes Al Mahdiy yang bernama Hidayatullah Fuad Basy’ban sebagai tersangka dan telah dijemput paksa di kediamananya, serta telah diamankan di Polresta Sidoarjo untuk proses lebih lanjut. @dieft
Editor: Rhm